Social Icons

Saturday 1 October 2011

Permata Yang Tidak Ternilai


 "17 : 55"

Iman memandang jam casio illuminatornya. ketika itu cuaca sedang panas dengan matahari kuning keorenan. menyedari dia belum solat asar, langkahnya dibesarkan untuk segera ke masjid Universiti.

'hish... harap-harap ada lagi la orang solat asar... masbuk pun jadila...!'

sampai saja di dalam masjid pandangannya berlegar di sekitar ruang solat dan melihat ada seorang sedang bersolat.

'alhamdulillah... masbuk pun masbukla... manada lagi orang lain...'

***

"Assalamualaikum warahmatullaaaah... Assalamualaikum warahmatullah..."

"yes! mission accomplished. asar dah setel... jom balik!" katanya bersendirian. dia terlihat dan kemudiannya berjalan ke arah seorang lelaki yang sedang duduk di tepi pintu. 

"Assalamualaikum..." lelaki itu lebih dahulu bersuara.

"wa alaikumsalam warahmatullah..." Iman terpana memandang lelaki berpakaian serba putih itu. dan menanya.

"khaifahahuka ya akh...?"

"alhamdulilah ana bikhair... wa anta?"

"subhanallah... ana bi khair... min aina anta? pakistan?"

"la... ana seperti anta, dari malaysia..."

"subhanaalah ya akh, muka anta ndak macam melayu... eh, afwan, ana kena balik dulu, jauh kena jalan kaki ni... nanti lambat pula sampai kolej..."

"owh... afwan ye, ana takde motor untuk hantar anta..."

"eh ndakpa... ana lebih prefer jalan kaki... barula tough. hehe..." Iman bergurau, lelaki itu cuma tersenyum manis...

"assalamualaikum..."

"wa alaikumsalam warahmatullah...."

sepanjang perjalanan pulang wajah lelaki itu bermain-main difikirannya. Ya Allah... indahnya... dia ndakala hensem betul, baju pun biasa-biasa jak... mo cakap ustaz, penampilannnya ndak macam ustaz pun... mo cakap imam... free hair pulak, botak pulak tu... ndak pula pakai kopiah... tapi.. napa aku tengok dia macam sejuuuuk jak hati ni. ketenangan hatinya sampai aku pun terasa... mukanya jernih dan macam ada jak cahaya yang bersinar.

tiba-tiba.

"grrrrrrr... grrrrrrr... grrrrrrr..." henpon Sony Ericson Z310i nya bergegar.

Ustaz Faizul.
 CALLING...

"Assalamualaikum uuuuusssstaaaazzzz!!!"

"wa alaikum salam... waaahhh... len macam jak sebut ustaz tu...."

"biasala ustaz. bukan selalu orang paling sibuk di dunia ni kol-kol studentnya di sekolah menengah dulu..."

"hm.. iyya la tu.. macam  paerli jak bunyi tu.... kamu di mana ni? Iman apa kabar?"

"heeeee... ustaz tanya Saya ka atau Iman saya?"

"hehe... semestinya iman kamu... kamu dah konfom-konfom sihat... macam mana UKM?

"iman saya alhamdulillah masih baik lagi ustaz... insya Allah akan dijaga... UKM? ok... no hal..."

"owh... alhamdulillah... ok la macam tu. memang tanda-tanda dah perlu cari sayap kanan la lepas ni..."

"sayap kanan? untuk apa ustaz? khurafat la terbang-terbang ni... hee..."

"elleh buat-buat ndak tau pulak... hehe... U ni bahaya Iman..." nadanya tiba-tiba serius.

"...ya?"

"terutama sekali orang macam kamu... hati kena kuat. jangan lembut sangat hati tu... nanti kamu pula yang hanyut dengan cair hati kamu..."

"hati... hati... hati..." nada mengejek iman bergurau dengan ustaz kesayangannya...

"Iman.. hati ni penting, sebab dialah tunjang tubuh, gerak gaya dan kehidupan kita... dia juga seperti permata..."

"permata la pulak....?!"

"cuba kamu tengok permata tu... cantikkan kan... bersinar, jernih..."

"dan mahal...."

"ya dah tentu mahal... tapi hati kita belum tentu permata yang mahal... terpulang pada kita samada ingin menjadikan ia sebutir permata yang tidak ternilai... atau sekadar kaca yang tidak bernilai..."


"hm"

"hehe... cuba kamu bayangkan permata... bila kita pancarkan cahaya padanya cahaya tu akan terbias, dan ada juga yang terpantul. tapi permata tu akan berkilau dan menerangkan kawasan sekelilingnya, ciri-ciri yang ada padanya membuatkan orang berebut-rebut ingin memilikinya. kecantikkannya tidak murah... jika dibandingkan dengan kaca? bila cahaya dipancarkan padanya, ya ia juga akan terbias... tapi hasilnya sedikit pun tidak menandingi kecantikkan permata..."

"ustaz... adeh.. dah blur ni..."

"hati kita la tempatnya... permata yang menerima cahaya hidayah dari Allah... cahaya yang diterima akan terpantul ke seluruh tubuh dan perilaku. sebab tu la kadang-kadang kamu akan jumpa seorang yang muka tidak la hensem, tapi mukanya bersinar-sinar dan kita rasa tenang jak bila nampak mukanya... terasa perasaan yang rapat bila duduk sebelahnya... terasa senang dengan semua tingkah lakunya"

"iyya laaah.... tapi ustaz, lau muka yang biasa-biasa jak macam saya ni mo jadi begitu macam mana? "

"ooouuuwwwh... itu senang saja... guna la Fair and Lovely, ustaz rasa 10 kotak dah ok da tu..."

"amboi... mentang-mentang orang kulit gelap...."

"hahaha...  tidaklah susah man... ia akan berlaku dengan sendirinya..."

"huh?"

"ya la... kalau kamu cuma beribadah, solat tahajud tiap-tiap malam, 7 juzuk 1 minggu, atau sentiasa dalam wudhuk semata-mata untuk memiliki muka yang bercahaya dan dipuji bila dipandang orang, kamu cuma akan rugi. jangankan tidak bercahaya, pahala kamu pun belum tentu dibayar... buatlah semua ibadah kamu seikhlas hati... dan semata-mata untuk mendapat keredhaan Allah. riakkan semua ibadah kamu pada Allah tapi jangan sekali-kali riak pada manusia..."

"cuma sekadar niat yang ikhlas...?"

"ya... tapi niat yang ikhlas tidak cukup jika tidak dizahirkan. iman kita juga seperti itu... ia perlu dibuktikan dengan anggota. setiap ibadah kita menjadi 'polish' hati, wudhuk kita, solat kita, sedekah kita, senyuman kita jika kita sandarkan pada Allah... nescaya hati kita menjadi permata yang tidak ternilai yang pasti indah dengan pantulan hidayah dari Allah..."

'tut tu tut!'

"la ... terputus la pula..." kol balik la...

"hehe ustaz... takkan habis kredit kut..."

"heee... entah la, semenjak bersayap kanan ni cepat pulak habis kredit ni... heee..."

"ehem... ooouuuhhh... sya paham, saya paham. ahaks"

"kamu bila lagi...? takkan takut lobi nikah ngan family kut..."

"huhu.. sabar la ustaz... saya baaaaru tahun satu lagi, kalau da sampai jodoh tu... saya install la sayap kanan."

"haha... apa-apa pun... jaga hati man, jaga iman... dan yang penting sekali... jaga kemenangan di atas nafsu. pelihara iman, dan jangan kalah dengan nafsu..."

"iya la ustaz, tapi... adaka cadangan ntuk maintain menang... rasa macam mo kalah suda ni... makin banyak pula cubaan di sini..."

"alah... cuba kamu sibukkan diri kamu. jangan biarkan masa kamu lengang sangat... bila kamu lenggang, masa tu syaitan pasti kacau kamu... buatla apa-apapun. bersenam ka, siapkan assignmentka, buat study group ka apa-apalah dan minta juga pertolongan dari Allah... insya Allah akan dipermudahkan..."

"owh... ok ustaz... saya cuba. doakan saya ya..."

"insya Allah iman... ustaz sentiasa doakan kamu semua... ingat ya... bila hati mulai terang, pasti ada yang cuba untuk menggelapkan... jangan biarkannya. cuba lawan sekuat mungkin, jangan menuggu hidayah selama mungkin... hidayah bukan sesuatu yang ditunggu... tapi ia perlu diburu..."

"ok ustaz... saya akan ingat tu... moga-moga Allah perkenankan doa untuk saya memiliki permata yang tidak ternilai tu..."

"ameeeen..."

"k la ustaz... Assalamualaikum... terima kasih ya sudi telefon saya..."

"iesh... kan sudah tanggungjawab kita untuk saling mengingatkan... ingat Iman, U ni best... jadi jangan siakan 3 tahun kamu tanpa benda-benda best yang boleh kamu bawa pulang menghadap Allah ya...  ok... wa alaikum salam warahmatullah..."

perjalanan Iman diteruskan dengan langit yang semakin gelap... 
'hm... patutla muka  lelaki tu lain semacam...'
***

Imam Abu Hamid Al-Ghazali berkata,"Carilah hatimu di tiga tempat: pertama, ketika membaca al-Qur'an; kedua, ketika solat; ketiga, ketika mengingat kematian. Jika di tiga tempat tersebut engkau belum menemukan hatimu, maka mohonlah kepada Allah untuk memberimu hati, sebab engkau sedang tidak mempunyainya!"